Zoom meeting Rakor bantuan jamban keluarga miskin, oleh Dinkes Provinsi Jateng, Kamis 15 Mei 2025
Pemprov Jateng Targetkan 56.424 Jamban Sehat untuk Warga Miskin, BAZNAS Kabupaten Semarang Siap Berkontribusi
16/05/2025 | Humas BAZNAS Kabupaten SemarangUNGARAN – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memprogramkan pembangunan 56.424 unit jamban sehat bagi keluarga miskin selama lima tahun ke depan. Menyikapi hal itu, BAZNAS Kabupaten Semarang menyatakan siap berkontribusi melalui alokasi anggaran sebesar Rp222 juta pada tahun 2025.
Komitmen tersebut disampaikan Ketua BAZNAS Kabupaten Semarang, Khadzik Faisol, usai Rapat Koordinasi Program Jamban Keluarga Miskin Provinsi Jawa Tengah 2025, melalui zoom meeting, Kamis 15 Mei 2025, yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Faisol menjelaskan bahwa anggaran tersebut telah tercantum dalam Program Kabupaten Semarang Sehat melalui RKAT 2025. “Bantuan jambanisasi akan diberikan kepada 111 keluarga tidak mampu, terdiri dari 60 asnaf fakir dan 51 asnaf miskin. Per unitnya senilai Rp2 juta,” jelasnya.
BAZNAS Kabupaten Semarang juga siap menyelaraskan sasarannya dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sebagaimana arahan dari Dinkes Jateng. Namun, Faisol menggarisbawahi bahwa realisasi bantuan sangat bergantung pada capaian pengumpulan zakat, infak, dan sedekah tahun ini, yang ditargetkan sebesar Rp7,8 miliar.
“Kami mengimbau para muzaki di Kabupaten Semarang untuk menunaikan zakat melalui BAZNAS. Setiap rupiah zakat yang disalurkan akan sangat berdampak pada upaya pengentasan kemiskinan,” ujarnya.
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa di Kabupaten Semarang masih terdapat 385 kepala keluarga miskin yang belum memiliki akses terhadap jamban sehat. Pemerintah daerah menargetkan pembangunan 430 unit jamban sehat sepanjang tahun 2025, dengan skema pembiayaan dari Dana Desa (347 unit), program Sanimas APBN (78 unit), dan APBD Kabupaten Semarang (5 unit).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar, menegaskan pentingnya akses jamban sehat untuk mendukung perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Ia mengungkapkan bahwa masih banyak masyarakat miskin yang belum memiliki jamban pribadi maupun komunal, sehingga berpotensi kembali pada praktik buang air besar sembarangan (BABS).
“Lingkungan yang tidak sehat karena tidak adanya jamban, air bersih, dan pengelolaan limbah sangat berkontribusi terhadap munculnya penyakit hingga kematian,” ujar Yunita.
Ia menambahkan, Pemprov Jateng saat ini sedang menjalankan 22 program intervensi PHBS bersama berbagai lembaga dan pihak swasta, termasuk BAZNAS. Targetnya, seluruh keluarga miskin di Jawa Tengah akan memiliki jamban sehat dalam lima tahun ke depan. Dengan kebutuhan anggaran Rp6,3 juta per unit, total dana yang diperlukan mencapai Rp359 miliar.(sm)
